Kehidupan yang kita jalani seringkali tidaklah selalu mudah. Seringkali ancaman, tantangan, bahkan ketidakadilan dari berbagai jenis datang menghampiri. Bahkan tidak jarang hal tersebut berasal dari kuasa yang jauh lebih besar dari kita. Sebagai orang beriman kita diajak untuk merespons hal tersebut dengan tepat seturut dengan firman-Nya.
Itulah yang tergambar pada bacaan kita kali ini. Pemazmur merefleksikan situasi kerajaan Israel kuno yang berada di tengah berbagai negara besar yang menghimpit serta mengancam mereka. Seringkali Israel juga harus mengalami situasi terjepit. Pihak lain siap menyerbu serta melenyapkan mereka dari muka bumi. Di titik inilah pemazmur mengajak rekan sebangsanya untuk mengingat kembali bahwa pada akhirnya pertolongan sejati datangnya dari Allah semata.
Hal itu didasari atas perjanjian yang telah diikat antara bapa leluhur Israel dan Allah. Untuk selama-lamanya, Israel menjadi umat-Nya dan Allah akan menjadi Tuhan atas seluruh Israel. Maka Israel adalah milik Allah semata. Pihak yang mengancam dan merendahkan bangsa itu sesungguhnya juga merendahkan Allah. Dengan tegas mereka berseru agar Allah janganlah berdiam diri dan berpangku tangan. Seruan yang didasarkan dari keyakinan iman yang teguh kepada Allah. Meskipun demikian kita tidak dapat membaca pengakuan dan keyakinan Israel tersebut dari sudut pandang “kesombongan rohani” melainkan sebentuk keyakinan iman dari pihak yang terdesak dan menyadari bahwa satu-satunya yang dapat menolong mereka hanyalah Allah semata.
Dari bacaan hari ini kita sama-sama belajar bahwa Allah adalah Tuhan yang selalu dapat diandalkan dalam segala situasi yang kita alami. Segala kuasa yang ada di bumi tidak sebanding dengan kuasa Allah dan kasih kepada umat-Nya. Ia adalah Allah yang senantiasa berada bersama umat-Nya, asalkan kita dengan teguh berseru serta menaruh pengharapan hanya kepada-Nya. Janganlah gentar dan goyah menghadapi ancaman dan tantangan yang datang. Yakinlah bahwa Allah senantiasa beserta kita.