Banyak teori yang mengkategorikan serta mengangkat karakteristik dari seorang pemimpin yang baik. Alkitab juga punya karakteristik dari seorang pemimpin yang baik. Mereka yang diakui sebagai pemimpin yang baik, pertama-tama dilihat melalui kedekatannya dengan Allah dan seberapa taatnya ia terhadap perintah-Nya. Maka doa dipanjatkan dengan sungguh kepada Allah agar sang pemimpin bangsa sungguh menundukkan dirinya di hadapan Allah dan meletakkan titah-Nya di atas segalanya.
Bacaan kita kali ini merefleksikan doa atau harapan bagi pemimpin/raja. Harapan dipanjatkan sedemikian rupa, kali ini bukan dari mulut rakyat harapan itu terucap melainkan dari Allah sendiri. Sang Raja dilukiskan sebagai orang yang diliputi oleh kebenaran serta kasih setia-Nya. Bahkan raja itu digambarkan memiliki kekuatan yang begitu dahsyat menguasai laut dan sungai-sungai. Hal tersebut hanya oleh karena penyertaan Tuhan semata. Relasi antara keduanya begitu dekat. Allah dipanggil sebagai Bapa, sumber perlindungan dan pertolongannya. Maka Allah akan mengangkatnya sebagai yang tertinggi di antara raja-raja dunia.
Lebih lanjut lagi Allah menyatakan bahwa penyertaan dan perlindungan-Nya tersebut akan kekal sampai selama-lamanya, takhta sang raja pun dijaga-Nya. Semua itu dapat terjanji asalkan segenap keturunan sang raja )dinasti) menjaga perjanjian dengan Allah. Mereka tetap berpegang teguh pada ketetapan Allah. Jadi jangan coba-coba untuk sekali saja berpaling dari ketetapan Allah karena pada akhirnya Allah sendiri yang akan mendatangkan hukuman.
Melalui firman pada saat ini kita melihat bahwa seorang pemimpin akan diakui kecakapannya saat mereka berpegang teguh pada firman serta ketetapan Allah. Mereka dipercaya atas jabatan publik dan mengurusi kepentingan banyak orang. Kuasa yang diperoleh sangat dekat dengan godaan untuk menyelewengkannya. Maka dari itu para pemimpin harus selalu berpegang teguh pada garis kebenaran yang tetap dan tidak berubah yang diwariskan oleh-Nya. Hal itu tercermin dalam firman-Nya. Jika saat ini Allah mempercayakan kepada kita jabatan, kekuasaan, dan posisi kepemimpinan tertentu, sudahkah kita berpegang teguh pada ketetapan-Nya? Ingatlah bahwa apapun yang kita miliki adalah dari Allah semata.

























