Sedari dulu kita diajarkan untuk senantiasa memuji Tuhan. Puji-pujian kepada-Nya adalah bentuk relasi yang tulus berlandaskan keberadaan-Nya yang agung dan perbuatan-Nya yang ajaib atas semesta. Sayangnya pujian yang kita panjatkan kepada Tuhan seringkali bergantung pada tindakan Tuhan yang kita maknai sebagai berkat-Nya serta jawaban atas doa-doa kita. Sementara saat sesuatu terjadi di luar ekpektasi kita, puji-pujian tersebut tidak lagi dipanjatkan. Maka dari itu, hari ini kita kembali diingatkan akan makna sesungguhnya dari puji-pujian kepada Allah menurut kesaksian Sang Pemazmur.
Pemazmur memulai bacaan kita kali ini dengan ajakan untuk memuji Tuhan dan bersyukur kepada-Nya dengan segenap hati. Luapan syukur tersebut tidak hanya bicara tentang syukur yang dipanjatkan pribadi, melainkan secara liturgis dalam jemaah atau persekutuan orang-orang benar. Puji-pujian tersebut didasari dari hasrat yang besar untuk mengenali/menyelidiki perbuatan-perbuatan-Nya. Pemazmur mengajak umat untuk berefleksi atas segala kasih dan kebaikan Tuhan. Dari detail kebaikan dan pekerjaan Allah yang dijabarkan dalam perikop tersebut, terlihat perbuatan Tuhan yang sangat dahsyat. Maka sudah sepantasnya bila kita bersyukur dan merenungkan perbuatan Tuhan siang dan malam.
Pada ayat 6-9 kita diingatkan kembali akan persitiwa pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir. Kisah itu menjadi narasi yang dihidupi orang Israel turun temurun. Dengan demikian sedikit ingatan akan peristiwa pembebasan itu membawa ketakjuban akan karya serta pertolongan Tuhan yang mendorong kita untuk bersyukur. Dalam syukur itu ada ketaatan serta ketertundukan pada firman-Nya. Ia adalah satu-satu-Nya yang hadir dan mewujudkan karya secara nyata dalam hidup manusia.
Bukankah Tuhan juga mengerjakan pembebasan yang serupa dalam sejarah kehidupan kita masing-masing. Setiap hari kita tidak pernah luput dari kasih serta pertolongan-Nya, maka dari itu marilah senantiasa memanjatkan syukur kepada Allah. Tuhan dan kuasa-Nya lah satu-satunya alasan bagi kita bersyukur karena Ia telah mengerjakan bagian yang terbaik bagi kehidupan kita. Meskipun duka atau tantangan kehidupan datang melanda, tetaplah menjadikan syukur kepada-Nya karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.

























