Pada saat seseorang melakukan kesalahan kemudian ia menyadari hal tersebut terdapat beberapa kemungkinan respons yang dilakukan, misalnya: ia menyesali perbuatannya; ia ketakutan atas konsekuensi dari kesalahannya; ia mengalami penyesalan dan ketakutan hingga berujung kepanikan dan membuahkan keputusan gegabah; atau, ia dapat melakukan evaluasi dan merancang respons yang tepat. Paling tidak keempat hal tersebut dapat muncul pada diri kebanyakan manusia yang melakukan kesalahan dan setiap orang memiliki pilihan untuk menanggapi berbagai kesalahan yang ia perbuat.
Di dalam rangkaian cerita kesalahan orang Israel di hadapan TUHAN pada saat mereka diperintahkan untuk memasuki wilayah orang Amori, kita diperlihatkan mengenai sebuah keputusan gegabah yang mereka perbuat. Teguran keras yang TUHAN berikan atas penolakan yang mereka lakukan kepada TUHAN telah menimbulkan ketakutan yang besar pada diri orang Israel. Mereka pun menyadari bahwa perbuatan tersebut merupakan kesalahan besar di hadapan TUHAN yang telah semakin menjauhkan mereka dari berkat TUHAN itu sendiri. Hal yang semakin disayangkan adalah ketakutan atas teguran dari TUHAN telah membawa mereka kepada sebuah kondisi panik yang begitu hebat, hingga menghasilkan sebuah keputusan gegabah. Alih-alih menunjukkan sebuah pertobatan, tindakan sepihak yang mereka lakukan untuk memasuki wilayah orang Amori justru semakin memperburuk relasi antara mereka dengan TUHAN. Tindakan ini bukan menjadi tanda pertobatan, melainkan semakin menjadi bukti kekerasan hati mereka untuk mendengarkan suara TUHAN.
Sahabat Alkitab, firman TUHAN hari ini telah mengingatkan kita bahwa kesadaran atas kesalahan perlu dikelola dengan bijaksana. Jangan sampai kita terhanyut dalam ketakutan dan mengambil keputusan dalam kepanikan. Semua itu hanya akan membawa kita kepada sikap yang gegabah, yang tidak membuat keadaan menjadi semakin baik tetapi semakin buruk. Itulah mengapa, sebuah pertobatan maupun kesadaran atas keberdosaan perlu diiringi dengan kerendahan hati untuk mendengarkan suara TUHAN. Hal ini sangat diperlukan agar kita mampu mengambil keputusan dan bertindak yang sesuai dengan firman-Nya, bukan dengan penilaian pribadi tentang apa yang menurut kita benar untuk dilakukan.