‘overproud’ adalah sebuah kata kekinian yang sedang cukup marak digunakan untuk merujuk pada sikap seseorang yang terlalu membanggakan dirinya. Alih-alih menghargai diri atas keberhasilan atau pencapaian yang ia miliki, seseorang yang terjebak pada sikap overproud telah bersikap secara berlebihan yang justru dapat berdampak negatif pada dirinya sendiri. Fenomena ini pun sebenarnya bukan baru muncul pada masa sekarang, tetapi juga sudah muncul sejak lama. Terlalu membanggakan diri sendiri pun tidak dapat dipahami dengan upaya simplifikasi. Maksudnya, terdapat beberapa faktor pemicu yang membuat kemunculan kecenderungan negatif ini muncul pada diri seseorang, misalnya: kebutuhan pengakuan; kebutuhan pujian untuk kepercayaan diri; bagian dari aktualisasi diri; hingga, memang merupakan bentuk dari kesombongan dirinya.
Tulisan Paulus pada bacaan hari ini pun memberikan pesan pengajaran yang menghindari sikap berbangga diri secara berlebihan. Secara spesifik, Paulus merujuk kepada sikap para lawannya yang merasa diri sudah paling baik dibanding orang lain, khususnya dalam lingkungan jemaat di Korintus. Bagi Paulus, mereka adalah orang yang bodoh karena telah membandingkan diri dengan dirinya sendiri, kemudian berujung pada sikap kebanggaan yang berlebihan. Paulus memang memberikan ulasan atas sikap berbangga diri terkait dengan karya pelayanan yang ia lakukan. Namun, tujuan utama dari pesan yang ia berikan adalah penekanan pada nilai kerendahan hati dalam sebuah pelayanan. Itulah sebabnya, di dalam ayat 17 ia menuliskan, “Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.”
Sahabat Alkitab, tulisan Paulus bukanlah melarang orang untuk menghargai diri sendiri atau pun memberikan apresiasi personal atas segala upaya keras yang sudah kita lakukan. Namun, tulisan ini juga mengajak kita untuk menahan diri agar tidak terjerembab dalam sebuah sikap yang berlebihan dalam kebanggaan atas diri sendiri. Hal ini adalah sesuatu yang akan mengganggu kesehatan karakter personal maupun orang lain yang ada di sekitarnya. Mengapa demikian? Karena sikap berbangga diri secara berlebihan dapat membuat seseorang menganggap orang lain tidak lebih bernilai daripada dirinya. Oleh sebab itu, kita perlu rendah hati dalam menilai segala sesuatu yang kita kerjakan maupun atas segala keberhasilan yang kita dapatkan agar itu semua tetap dapat menjadi saluran berkat yang membangun, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi lingkungan di mana Tuhan mengutus kita.