Literasi untuk Anak dan Remaja Sri Lanka

Literasi untuk Anak dan Remaja Sri Lanka

 

Tingkat melek huruf di Sri Lanka menurut data resmi pada tahun 2019 sudah mencapai 92,3% dari total populasi penduduk 21,4 juta orang. Artinya sebagian besar penduduk Sri Lanka dianggap telah melek huruf. Namun seperti halnya di Indonesia, masih ada sejumlah besar orang di daerah pelosok pedesaan, daerah kumuh, daerah tertinggal dan di antara kelompok etnis minoritas yang tidak memiliki akses yang layak kepada pendidikan. Termasuk dari mereka adalah anak-nak jalanan, anak-anak dan remaja di panti asuhan, anak-anak kurang mampu, anak-anak cacat, dan anak-anak miskin yang tumbuh di pedesaan yang bahkan kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi.

Gereja-gereja telah berusaha menjangkau anak-anak dan remaja yang melek huruf, tetapi gereja mengalami kesulitan dalam menyediakan materi agar mereka mulai belajar membaca dan menulis dalam bahasa ibu mereka. Gereja-gereja juga tidak memiliki pendekatan yang sistematis dan akhirnya menjalin kemitraan dengan Lembaga Alkitab untuk dapat menjangkau warga yang belum melek huruf.

Tak lama kemudian, kelas literasi pun mulai berjalan dalam bahasa Sinhala dan Tamil. Materi pengajarannya terdiri dari bacaan-bacaan Kitab Suci melalui cerita-cerita Alkitab sederhana (baik cetak maupun digital), buku-buku Kristen, dan mengingat ajaran-ajaran sederhana dari Tuhan Yesus, perumpamaan-perumpamaan dalam Injil, belajar lagu dan berbagai materi audio lainnya .

Berikut adalah beberapa kisah dari mereka yang mengikuti kelas literasi tersebut. 

Pendeta Jagath

“Nama saya Jagath dan saya bekerja sebagai pendeta dari sebuah gereja. Kelas literasi yang diadakan Lembaga Alkitab Sri Lanka (CBS) ini merupakan berkat besar bagi gereja kami. Sebagian besar anak-anak di gereja kami dulunya tidak dapat menulis dan membaca. Banyak dari mereka yang rendah diri. Setelah mengikuti kelas melek huruf ini, kami melihat perubahan dari anak-anak di gereja kami. Mereka mulai bisa membaca dan bertambah rajin ke gereja. Tuhan telah memberi kami berkat untuk dapat menjangkau anak-anak yang dulunya buta huruf dan membuat masa depan mereka lebih cerah,”kata Jagath. 

“Banyak anak-anak yang berkata: andaikan program ini sudah ada jauh hari sebelumnya, tetapi kami tetap bersyukur karena Tuhan telah menghadirkan mereka harapan untuk masa depan yang lebih indah,”lanjutnya. 

“Kelas ini adalah kelas yang baik karena melaluinya kita bisa mengirimkan pesan-pesan kebaikan kepada banyak orang. Pada tahap awal, beberapa anak terlihat penasaran sementara beberapa anak lainnya takut dan malu untuk bergabung. Demikianlah, kami menemukan anak-anak dengan beragam latar belakang dan karakter, dan kami membantu mereka untuk belajar arti cinta dan disiplin. Pada tahap awal ini kami menyelenggarakan kelas literasi di tiga gereja yang warganya tersebar di tiga wilayah.” 

“Kelas literasi ini adalah kelas yang diberkati. Anak-anak ini adalah masa depan, tidak hanya bagi paroki kami tetapi juga bagi di negara kami. Melalui kelas ini, cinta dan pengadian kami semoga memampukan anak-anak ini untuk bertumbuh dalam iman dan percaya dirinya. Semoga di masa depan mereka menjadi warga negara yang baik di negara ini,”demikian simpul Jagath.

Berjumpa dengan Jeramiah

“Nama saya Jeramiah. Saya berusia 13 tahun. Kakak saya menyuruh saya untuk datang ke kelas ini. Jadi, saya pun datang ke kelas ini. Saya berharap melalui kelas belajar membaca dan menulis ini saya mengetahui lebih banyak tentang Tuhan,”katanya.

“Sebelumnya, saya sudah memiliki kemampuan kecil untuk menulis dan membaca surat, tetapi saya ingin meningkatkan dan mengembangkannya lebih jauh. Saya ingin menghadiri kelas ini secara teratur dan hari ini adalah hari ke-2 saya,”lanjut Jeramiah.”“Saya senang mempelajari berbagai hal baru dalam Kitab Suci. Banyak hal baru saya pelajari di kelas ini, khususnya tentang kisah Raja-Raja dalam Alkitab dan cerita tentang murid-murid Yesus.”

“Saya pikir dalam waktu dua tahun saya akan mampu meningkatkan keterampilan membaca dan menulis dan saya bermimpi di masa depan saya akan menjadi seorang pengusaha yang berhasil,”ujarnya penuh sukacita. 

Sahabat Alkitab, di beberapa kota besar, anak-anak telah diberkati dengan akses pendidikan gratis dan beasiswa di sekolah-sekolah negeri, namun masih banyak orang-orang yang tidak memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan, baik di negara kita maupun di berbagai tempat lain. 

Dukungan anda untuk Program Pembaca Baru Alkitab (PBA) akan memberikan hadiah tak ternilai untuk mereka yang masih hidup dalam kegelapan dan keterbelakangan, karena belum bisa membaca dan menulis. 

Kemampuan melek huruf membantu mengakhiri kemiskinan, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, mempromosikan kesetaraan gender, dan memungkinkan seseorang membaca firman Tuhan untuk diri sendiri. Dukunglah pelayanan lembaga-lembaga Alkitab di berbagai negara dalam berjuang untuk mendampingi mereka yang melek huruf menuju kehidupan yang baru yang penuh harapan. 

Untuk Indonesia, tahun ini Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) juga melaksanakan program literasi berbasis Alkitab yang disebut Program Pembaca Baru Alkitab (PBA) di Kabupaten Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. Mari doakan, wartakan dan donasikan agar banyak orang di Mentawai beroleh sukacita. 

 

Diterjemahkan dan diadaptasi dari:

www.biblesociety.org.au (situs web Lembaga Alkitab Australia)