Kunjungan Bimas Katolik untuk Pengadaan Alkitab Braille

Kunjungan Bimas Katolik untuk Pengadaan Alkitab Braille

 

Direktorat Jenderal Bimas Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI)  dalam kunjungannya ke Lembaga Alkitab pada 11 Januari 2024 ke Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) berharap untuk mengeksplorasi berbagai potensi kerja sama antara Bimas Katolik Kemenag RI dengan LAI . Selain bersilaturahmi, lebih lanjut Dirjen Bimas Katolik ingin mempererat kolaborasi antara pihaknya dan LAI untuk memenuhi kebutuhan Alkitab Braille untuk kaum disabilitas netra di lingkungan Gereja Katolik.

Pertemuan tersebut juga membahas izin cetak Alkitab Braille, di mana sebelumnya menurut informasi Dirjen Bimas Katolik kalau LAI tempo lalu memberikan izin kepada Sentra Wyata Guna Bandung milik Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI). Aloma Sarumaha, Direktur Urusan Agama Katolik, Ditjen Bimas Katolik, menanyakan apakah LAI dapat memberikan izin untuk mencetak ulang Alkitab Braille.

Lembaga Alkitab Indonesia sendiri selama ini melayani kaum disabilitas netra dengan memberikan secara cuma-cuma Alkitab Braille yang dicetak di Amerika Serikat dan Australia. Untuk menjajaki kerjasama dengan Bimas Katolik, LAI perlu memastikan kebenaran izin yang telah diberikan sebelumnya untuk mencetak Alkitab Braille.

Ditjen Bimas Katolik yang bertanggung jawab atas pelayanan Alkitab Braille kepada kaum disabilitas di lingkungannya, berkomitmen untuk mengecek status izin tersebut. Jika izin telah diberikan, LAI bersedia bekerja sama dengan Dirjen Bimas Katolik dalam proses pencetakan Alkitab Braille agar umat Katolik yang membutuhkannya juga dapat menikmati Firman Tuhan dalam media yang dapat mereka mengerti dan pahami.

"Kami berharap dapat memastikan adanya bukti kesepakatan bersama dan LAI akan memberikan supervisi yang diperlukan selama proses pencetakan Alkitab Braille. Tujuan utama kami adalah agar kaum disabilitas dari umat Katolik juga dapat merasakan kehadiran Firman Tuhan dalam kehidupan mereka," kata Sigit Triyono yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi langkah positif dalam meningkatkan aksesibilitas Alkitab bagi semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang memiliki disabilitas, sejalan dengan semangat inklusi dan keadilan sosial.(PP)