Mengapa ada Penderitaan?

Renungan Harian | 24 Maret 2025

Mengapa ada Penderitaan?

Penderitaan adalah misteri yang tak terelakkan dalam kehidupan manusia. Seperti ombak yang menggulung tanpa kenal lelah, demikian pula duka yang kadang menerjang tanpa peringatan. Di tengah kepedihan, sering kali suara-suara di sekitar kita terdengar beragam, ada yang menguatkan, tetapi ada pula yang menyalahkan. Seperti Elifas yang berbicara kepada Ayub, tidak jarang kita menemukan orang yang percaya bahwa penderitaan adalah akibat dari kesalahan diri sendiri. Namun, apakah memang demikian adanya?


Elifas, dengan keyakinannya yang kuat, memandang penderitaan sebagai konsekuensi alami dari kehidupan yang dipenuhi dengan kesalahan manusia. Ia menuturkan bahwa orang bodoh akan binasa oleh kebodohannya sendiri, dan jalan keluar satu-satunya adalah mencari Tuhan. Tetapi di balik kata-katanya yang penuh hikmat, terselip kekeliruan besar, ia gagal melihat kedalaman penderitaan Ayub dengan hati yang peka. Bukankah hikmat sejati tidak hanya memahami hukum kehidupan, tetapi juga memiliki belas kasih yang tulus?


Pada ayat yang kita baca terlihat kelugasan dan serangan Elifas terhadap Ayub. Bagi Elifas, Ayub begitu angkuh. Jika memang ia merasa diperlakukan tidak adil dan merasa keberatan, kepada siapakah keberatan tersebut harus dialamatkan? Manusia yang rapuh dan fana tidak dapat berbantah dengan Allah Penciptanya. Upaya Ayub untuk berperkara dengan Allah, menurut Elifas adalah sebuah kebodohan. Dengan sindiran yang tajam sebagaimana terlihat di ayat 2-5, manusia yang bertanya pada Tuhan atas derita yang dialaminya adalah serupa orang bodoh yang tidak lagi mengenal pencipta-Nya. Pada akhirnya Allah akan menambahkan hukuman bagi orang itu. 


Penderitaan berasal dari manusia itu sendiri, demikian seruan Elifas. Bencana dan kesusahan, senantiasa disebabkan manusia sendiri. Sementara itu orang yang mencari Allah akan berada dalam kondisi sejahtera. Mereka yang angkuh dan berdiam pada pola pikir serta caranya sendiri tidak akan menemui apapun. Hal tersebut sangat berbeda dengan apa yang tengah diperjuangkan Ayub. Bagi Ayub, derita yang ia alami bukanlah karena kesalahannya sendiri, tetapi sebagai ujian iman yang tidak ia pahami sepenuhnya. Penderitaan bisa menjadi guru yang keras, tetapi juga pintu menuju pengalaman rohani yang lebih dalam. Sehingga pertanyaan terdalamnya adalah benarkah semua derita berasal dari manusia dan tidak ada satupun peristiwa yang terjadi begitu saja tanpa sebab manusia. 


Pendirian Elifas dan Ayub tersebut yang sesungguhnya juga mewarnai perjalanan iman orang beriman di sepanjang zaman. Bagi orang yang percaya pada Tuhan, kehadiran penderitaan mau tidak mau akan selalu didialogkan dengan keberadaan Tuhan yang Maha Kuasa serta pencipta segala sesuatu. Jawabannya memang akan selalu jadi misteri. Namun hanya berpegang pada pemahaman Elifas yang menganggap bahwa pada akhirnya penderitaan apapun adalah sebab dari tingkah laku manusia dapat membuat kita jatuh kepada penghakiman dan iman yang transaksional dengan Allah. Kita mengikuti-Nya dan tunduk pada Tuhan hanya karena ingin berkat dari-Nya dan tidak mau menderita. Padahal ada kalanya penderitaan datang tanpa sebab dan jauh dari sebab manusia. Maka dari itu dalam derita yang terpenting adalah menghadapi-Nya dalam keteguhan iman bersama Allah. Berelasilah dengan-Nya maka keteguhan hati akan menjadi keniscayaan.



Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia