Mazmur 13 menjadi sebuah jeritan tulus dari jiwa yang merasa ditinggalkan. Bukan karena ia kehilangan iman, tapi justru karena ia masih percaya bahwa Tuhan mendengar dan peduli, maka ia berani bertanya, “Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus?” (Mazmur 13:2). Pertanyaan ini bukan bentuk pemberontakan, melainkan bentuk kemelekatan iman. Sebab hanya orang yang punya relasi dengan Allah yang berani menyampaikan kekecewaan kepada-Nya. Dalam Mazmur 13, kita belajar bahwa iman yang dewasa bukanlah iman yang diam, tetapi iman yang tetap berseru meski dalam gelap. Pemazmur tidak berhenti pada keluhan, ia tetap percaya pada kasih setia Tuhan, bahkan hatinya tetap dapat bersorak dalam derita. Inilah iman yang hidup, yang tetap menyembah walau belum melihat jawaban.
Namun saat kita membuka Mazmur 14, kita diperhadapkan pada masalah lain, yaitu dunia yang mengingkari Allah. Orang bebal berkata dalam hatinya, “Tidak ada Allah”, mereka menolak kebenaran dan kehadiran Tuhan. Pemazmur mendeskripsikan mereka sebagai orang-orang yang berpaling dari kebenaran dan tidak ada yang memedulikan Allah, mereka semua telah menyimpang. Wajar bila dunia yang mereka ciptakan adalah dunia yang penuh kekerasan, ketidakadilan, dan penindasan terhadap kaum lemah. Semua itu mereka lakukan karena mereka pikir Allah tidak melihat.
Sahabat Alkitab, bukankah situasi ini masih relevan dengan zaman ini? Ada banyak orang yang mengejar kuasa dengan cara menindas sesama atau mencari celah dalam tiap kesempatan untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Pada akhirnya, mereka yang powerless menjadi korban dari sistem yang tereduksi oleh pihak-pihak yang serakah. Namun orang percaya tidak seharusnya menyerah terhadap kekacauan yang ada. Saat pemazmur berseru, “Berapa lama lagi?”, hal tersebut menandakan seruan yang tulus dan penuh pengharapan. Menyiratkan perjuanagan pemazmur melawan kelaliman, meskipun kegagalan demi kegagalan dilaluinya, tapi ia tetap percaya bahwa semua akan berubah. Hal yang paling menentukan adalah menunggu kapan Tuhan akan bertindak, menyelamatkan, dan ketika itu terjadi, umat-Nya akan bersukacita.